Selasa, 24 Juni 2008

HIKMAH DALAM CELA-MENCELA

Judul tulisan yang mungkin terasa aneh di sebagian besar telinga orang. Mana ada hikmah yang dapat diambil dari perbuatan mencela. Eits..tunggu dulu. Mungkin prinsip “positive thinking” harus kita terapkan dalam hal ini. Pengalaman saya dalam kasus cela-mencela adalah ketika naik gunung pertama kali bersama seorang senior di SMU dulu. “Hobi” senior saya ini adalah mencela mulai dari berangkat, dalam perjalanan, sampai pulang. Kesan yang pertama muncul dalam diri saya adalah dongkol dan berharap bertemu jurang, sehingga bisa menjorokkan “sang senior” kedalamnya (he..maap ye). “Sang Senior” bercerita bahwa setiap naik gunung, minimal 3 orang. Alasannya selain untuk kemanan juga bisa menjadikan salah seorang temannya jadi korban celaannya. Karena tanpa mencela, perjalanan jadi gak asik.

Tapi setelah kenal lama dengan “sang senior”, ternyata mencela adalah prinsip hidupnya. Menurut dia pula mencela adalah memotivasi orang lain untuk menjadi lebih baik. Waaw sebuah kata-kata bijak yang aneh untuk di mengerti. Tapi kalau kita berfikiran positif, hal ini bisa menjadi benar. Kita tahu manusia adalah organisme yang tidak lepas dari namanya kesalahan. Tentu kita sadar banyak kesalahan yang kita lakukan setiap waktu. Menurut saya, dengan celaan yang saya terima merupakan sebuah “kekurangan” yang harus diperbaiki. Saya harus jadikan celaan tersebut sebagai “energi untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Jangan pasrah terhadap celaan yang kita terima, apalagi merasa sakit hati. Hal itu merupakan kemenangan terbesar seorang “pencela” dan kehancuran total dari korban yang dicela. Malah yang paling parah adalah kita bisa dijadikan “target dan sasaran” untuk para pencela.

Maka yang harus kita lakukan terhadap celaan adalah menerima dengan santai celaan tersebut dan menjadikannya menjadi “energi” untuk memperbaiki kekurangan yang kita miliki. Hal yang paling penting adalah jangan pernah menyerah, sakit hati, dan pasrah terhadap celaan. Saya selalu berprinsip apabila hari ini dicela, besok harus mengupgrade diri supaya jangan jadi “korban” atau setidaknya posisi saya tidak jadi bahan celaan, kalau tidak bisa menjadi pencela he…
Prinsip yang paling utama menurut saya adalah positive thinking.

Tidak ada komentar: